https://www.ojs.stikespanritahusada.ac.id/index.php/tlmbs/issue/feedJurnal TLM Blood Smear2025-06-02T03:53:41+00:00Open Journal Systemshttps://www.ojs.stikespanritahusada.ac.id/index.php/tlmbs/article/view/334Identifikasi Jamur Aspergillus sp. pada Ikan Asin Yang Dijual di Pasar Sentral Kabupaten Pinrang2025-06-02T03:46:09+00:00Subakir Salnusakil.ladzinrank@gmail.comIslawatiislwatich@gmail.comElfira Jumraha.r.pratiwihasanuddin@gmail.com<p>Indonesia merupakan daerah tropis perubahan iklim yang tidak menentu menyebabkan terjadinya banyak penyakit, terutama penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur. Salah satu jamur yang biasa mengkontaminasi makanan adalah Aspergillus sp. Jamur jenis ini menghasilkan berbagai jenis toksin yang bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi manusia. Penyakit akut yang disebabkan oleh jamur Asprgillus sp yaitu dapat menyerang system syaraf pusat, beberapa diantaranya bersifat karsinogenik yang menyebabkan keracunan, kanker pada hati, ginjal, dan perut apabila dimakan dalam jumlah kecil dan jangka panjang yang cukup lama. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk diketahui ada atau tidaknya jamur Aspergillus sp. pada ikan asin yang dijual di pasar sentral Kabupaten Pinrang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian experiment laboratory yaitu dengan desain penelitian proporsional. Sampel ikan asin di pasar sentral yang berada di Kabupaten Pinrang. Selanjutnya dilakukan penanaman pada media Potato Dextrose Agare (PDA) lalu diinkubasikan kembali pada suhu 37ºC selama 3-7 hari. Koloni jamur yang tumbuh pada media PDA dilakukan pengamatan secara makroskopik dan mikroskopik. Hasil pemeriksaan dari 7 sampel ternyata ditemukan 5 (71, 43%) sampel positif teridentifikasi jamur Aspergillus sp. dan 2 (28, 57%) sampel negatif yang tidak teridentifikasi jamur Aspergillus sp. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sampel ikan asin yang beredar di pasar sentral Kabupaten Pinrang Sebagian besar masih terkontaminasi jamur Aspergillus sp.</p>2024-05-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal TLM Blood Smearhttps://www.ojs.stikespanritahusada.ac.id/index.php/tlmbs/article/view/336Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Pasien Anemia Di RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Lama Penyimpanan Segera, 30 Menit, dan 60 Menit 2025-06-02T03:53:41+00:00Dzikra Arwiedzikraarwie88@gmail.comA.R. Pratiwi Hasanuddina.r.pratiwihasanuddin@stikespanritahusada.ac.idArby Mulya Ciptaa.r.pratiwihasanuddin@gmail.com<p>Latar Belakang : Pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan darah EDTA harus dilakukan secepat mungkin, idealnya dalam waktu kurang dari 2 jam setelah pengambilan darah. Hal ini untuk memastikan hasil akurat dan terpercaya. Menyimpan darah EDTA pada suhu kamar terlalu lama dapat menimbulkan konsekuensi serius, terutama pada sel darah merah (eritrosit) seperti terpecahnya membrane plasma (hemolisis) yang menyebabkan penurunan kadar hemoglobin. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “gambaran kadar hemoglobin pada pasien anemia di RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba berdasarkan lama penyimpanan segera, 30 menit dan 60 menit. Metode : Jenis penelitian ini adalah observasi laboratorik yang bersifat deskriktif,dengan besar sampel sebanyak 10 sampel dengan teknik purposive sampling, dilakukan dengan menggunakan metode hematology analyzer, serta hasil analisa data disajikan dalam bentuk table distribusi dan dinarasikan. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sedikit variasi kadar hemoglobin pada setiap waktu pemeriksaan, dengan beberapa sampel menunjukkan peningkatan dan beberapa lainnya menunjukkan penurunan. Sehingga untuk menentukan deskripsinya terlebih dahulu menilai normalitasnya, Dimana normalitas data yang didapat dengan membaca test of normality pada Shapiro wilk diperoleh nilai zigma hasil segera = 0,986, hasil 30 menit =0,983, dan hasil 60 menit =0,969. Nilai ini lebih besar dari nilai p 0,05 sehingga disimpulkan distribusi data normal. Dimana perbedaan kadar hemoglobin yang diperoleh tidak bermakna. Kesimpulan : Kadar hemoglobin dalam darah tidak mengalami perubahan yang berarti selama 1 jam setelah pengambilan darah. Hal ini menunjukkan bahwa sampel darah dapat disimpan hingga 60 menit sebelum dianalisis tanpa mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan hematology analyser.</p>2024-05-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal TLM Blood Smearhttps://www.ojs.stikespanritahusada.ac.id/index.php/tlmbs/article/view/308Identifikasi Telur Cacing Ascaris lumbricoides Pada Feses Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Ponre2025-05-31T16:27:00+00:00Andi Harmawati Novriani HSandinovriani9@gmail.comAsriyani Ridwanasrianimrm@gmail.comI Gusti Agung Ayu Satwikha Dewia.r.pratiwihasanuddin@stikespanritahusada.ac.id<p>Penyakit infeksi masih banyak terjadi pada negara berkembang salah satunya adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit yang berupa cacing. Soil Transmitted Helminths (STH) adalah nematoda usus yang dalam siklus hidupnya membutuhkan tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari stadium non-infektif menjadi stadium infektif. Prevalensi cacingan di Indonesia masih cukup tinggi antara 60-80% terutama pada anak balita karna pada usia tersebut lebih banyak bergerak dan berinteraksi langsung dengan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya telur cacing <em>Ascaris Lumbricoides</em> pada<br>feses balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ponre. Jenis dan desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan desain yaitu <em>cross sectional</em>. Pemeriksaan tinja mulai pada bulan Juni sampai November 2023 terhadap 20 sampel feses. Analisa sampel dilakukan di laboratorium Mikrobiologi DIII Analis Kesehatan Stikes PHB. Hasil mikroskopik telur cacing <em>Soil Transmitted Helminths</em> (+) sebanyak 12 orang. Adapun frekwensi infeksi Soil Transmitted Helminths berdasarkan jenis telur cacing dengan rincian sebesar, <em>Ascaris lumbricoides</em> 12 orang.</p>2024-05-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal TLM Blood Smearhttps://www.ojs.stikespanritahusada.ac.id/index.php/tlmbs/article/view/307Identifikasi Bakteri Coliform Pada Es Teler dengan Metode MPN (Most Probable Number) di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba Tahun 20232025-05-31T16:17:10+00:00Sindy Putri Maharanisindyptrmhrni29@gmail.comA.R. Pratiwi Hasanuddina.r.pratiwihasanuddin@stikespanritahusada.ac.idAdama.r.pratiwihasanuddin@stikespanritahusada.ac.id<p>Latar Belakang: Bakteri Coliform merupakan suatu bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya cemaran terhadap air dan makanan. Coliform adalah bakteri berbentuk batang, Gram negatif tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang menfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 37°C.Bakteri Coliform adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (food born disease). Coliform merupakan Salah satu bakteri indikator yang relatif tahan hidup. Penggolong bakteri Coliform dan sifat-sifatnya dibagi menjadi dua yaitu Coliform fekal yang berasal dari tinja manusia. Dan Coliform nonfekal diantaranya yang berasal dari hewan atau tanaman yang sudah mati. Diketahui bahwa di sulawesi mempunyai prepalensi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Coliform yaitu sebesar 76,39%.Menggunakan 5 sampel metode MPN dengan uji LB, BGLB, dan EMBA.</p>2024-05-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal TLM Blood Smearhttps://www.ojs.stikespanritahusada.ac.id/index.php/tlmbs/article/view/306PERBEDAAN JUMLAH TROMBOSIT DARAH EDTA SEGERA DAN DITUNDA 50 MENIT2025-05-31T16:07:18+00:00Rahmat Aryandia.r.pratiwihasanuddin@stikespanritahusada.ac.idNurul Faizaha.r.pratiwihasanuddin@stikespanritahusada.ac.idGunawana.r.pratiwihasanuddin@stikespanritahusada.ac.id<p>Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponen di dalam darah. Darah terdiri dari eritrosit, leukosit, trombosit, serta cairan yang berwarna ke-kuningan disebut dengan plasma Pemeriksaan hitung jumlah trombosit tidak boleh ditunda karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan bila terpaksa ditunda sebaiknya harus diperhatikan batas waktu penyimpanan untuk masing-masing pemeriksaan. Batas penyimpanan darah EDTA untuk pemeriksaan jumlah trombosit adalah satu jam, penundaan lebih dari satu jam menyebabkan perubahan jumlah trombosit. Trombosit akan mudah pecah, terjadi proses agregasi dan adhesi sehingga menyebabkan trombosit bergabung satu sama lain. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah trombosit darah EDTA segera dan ditunda 50 menit. Metode : Metode penelitian ini adalah exsperimental laboratory. Hasil dan Kesimpulan : Dari hasil nilai rata-rata pemeriksaan trombosit segera 261,125 dan pemeriksaan trombosit yang ditunda rata-rata 272,625. Hasil uji T berpasangan mununjukkan adanya perbedaan bermakna antara jumlah trombosit yang segera diperiksan dan ditunda 50 menit (p=006).</p>2024-05-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal TLM Blood Smear