Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan
Keywords:
Balita, Pola Pemberian Makan, StuntingAbstract
Prevalensi stunting masih dinilai sebagai masalah yang serius di Indonesia, menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa angka stunting pada tahun 2018 sebanyak 30,8% dan mengalami penurunan yaitu menjadi 21,6% pada tahun 2022. Walau terjadi penurunan tetapi angka tersebut masih melebihi standart WHO dimana tidak boleh lebih dari 20%. Tujuan penelitian untuk mengetahui Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Selawangi
Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Balita adalah anak yang berusia antara 12 sampai dengan 59 bulan. Stunting adalah kondisi yang gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga tinggi badan anak lebih pendek untuk usianya. Pola pemberian makan adalah upaya yang dilakukan orang tua untuk memenuhi kebutuhan makan balita. Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu balita yang berusia 24-59 bulan dengan sampel yaitu sebanyak 172 responden, diambil menggunakan cluster sampling. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu dengan kuesioner dan pengukuran antropometri. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar balita dengan pola makan tidak tepat sebanyak 87 (57.2%) dan balita tidak Stunting sebanyak 120 (78.9%). Hasil uji Chi-Square didapatkan P-Value = 0.007 < 0,05. Simpulan menujukkan ada hubungan antara pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Selawangi Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraja. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak lahan untuk dapat mensosialisasikan atau memberikan Pendidikan Kesehatan terkait pola pemberian makan terutama pada jadwal makan untuk menurunkan angka kejadian stunting.